Jumat, 11 November 2011

METODE PENEMUAN (DISCOVERY) DALAM PEMBELAJARAN


A.   Pendahuluan
 Proses pembelajaran merupakan bagian penting dalam pendidikan. Jika ia dilakukan dengan baik, akan mendorong tercapainya hasil yang baik. Salah satu faktor terselenggaranya  proses pembelajaran yang baik adalah pemilihan metode. Penggunaan metode yang tepat untuk suatu materi tertentu dapat membantu memudahkan peserta didik lebih cepat memahami materi tersebut. Dalam hal ini,  guru dituntut mahir mengelola metoda pembelajaran, disamping mengetahui landasan teori untuk metode yang akan dikembangkannya. Salah satu metode yang dapat dipilih guru dalam menciptakan proses pembelajaran yang baik adalah metode penemuan (discovery). Apa landasan teori metode tersebut, bagaimana metode tersebut dapat dikembangkan, materi apa, dalam mata pelajaran PAI yang cocok menggunakan metode tersebut, akan coba dibahas dalam artikel ini.
  
B.   Landasan Teori
Proses pembelajaran dengan memilih satu atau lebih metode pembelajaran, seyogyanya disertai dengan landasan teori yang benar, sehingga metode yang dikembangkan tidak keluar dari rambu-rambu teori yang ada. Salah satu teori belajar yang dikenalkan para ahli adalah behaviorisme, “Di dalam behaviorisme masalah matter (zat) menempati kedudukan yang utama. Jadi, melalui kelakuan segala sesuatu tentang jiwa dapat diterangkan”.1 “Thorndike berkesimpulan bahwa belajar adalah hubungan antara stimulus dan respon. Itulah sebabnya, teori koneksionisme juga disebut “S-R Bond Theory” dan “S-R Psychology of learning”.2  Dari analisis kedua teori ini kemudian lahir beberapa metode pembelajaran, dan salah satunya metode penemuan (Discovery).

C.   Metode Penemuan (Discovery)
“Penemuan (Discovery) merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar”.3 Belajar menemukan, setidaknya itulah yang diharapkan dari metode ini. Dalam proses  pembelajaran, metode ini dapat dilakukan oleh guru untuk melatih peserta didik menemukan sendiri konsep-konsep yang harus diketahuinya. Untuk Menemukan konsep tentu saja guru harus menyediakan item-item (Berupa pertanyaan atau media), yang dapat digunakan peserta didik sebagai bahan kajian dan masukan. Kemudian mereka secara sadar akan memilih, mengamati, menggolongkan item-item tersebut menjadi sebuah sarana yang dapat mengantarkan mereka pada konsep yang ingin diperoleh (ditemukan).”Jadi, seorang siswa dikatakan melakukan “discovery” bila anak terlihat menggunakan proses mentalnya dalam usaha menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip. Proses-proses mental yang dilakukan, misalnya mengamati, menggolongkan, mengukur, menduga, dan mengambil kesimpulan”.4
Menggunakan metode Discovery, secara bertahap akan membawa peserta didik pada proses inquiry (penyelidikan) ‘umumnya disajikan kepada peserta didik yang lebih dewasa’ yang merupakan lanjutan dari discovery, tetapi tingkatannya lebih tinggi.
Cara mengajar dengan  metode Penemuan ini setidaknya harus menyajikan item-item di bawah ini:
  1. Guru menata dan mempersiapkan suasana kelas sedemikian rupa, sehingga mendorong motivasi peserta didik untuk belajar.
  2. “Konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui kegiatan tersebut perlu dikemukakan dan ditulis secara jelas”.5
  3. Konsep yang dikembangkan harus sesuai dengan keadaan peserta didik (Misalnya, Umur, kemampuan, daya fikir)
  4. Guru dapat menyajikan beberapa pertanyaan yang mengarah pada konsep yang akan ditemukan (boleh juga siswa yang mengajukan pertanyaan, dan guru bersedia menjawab dengan teliti dan tepat)
  5. Menyediakan waktu yang sesuai dengan tingkat kesulitan konsep yang ingin ditemukan
  6. “Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data”6
Dengan analisis item-item diatas, maka seorang guru PAI dapat menggunakan metode Discovery dalam melatih peserta didik menemukan konsep-konsep kehidupan beragama. Misalnya Konsep tentang ‘perilaku terpuji’.

D.   Penutup
Penggunaan metode yang tepat akan menciptakan proses pembelajaran yang baik, apalagi dilandasi dengan teori belajar yang tepat pula. Teori belajar behaviorisme melahirkan sebuah metode penemuan (Discovery) dalam rangka menciptakan proses pembelajaran yang baik. Meskipun metode discovery menekankan masalah proses, namun diharapkan dari proses yang baik tersebut membatu mencapai hasil yang baik pula. Salah satu konsep PAI yang dapat menggunakan metode penemuan adalah ‘perilaku terpuji’


 

1.        Oemar Hamalik, 2008, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta Hal. 39
2.        Muhibbin Syah, 2000, Psikologi Pendidikan, Rosdakarya, Bandung, Hal. 105
3.        E. Mulyasa, 2006, Menjadi Guru Profesional, Rosdakarya, Bandung, Hal. 110
4.        Abu Ahmadi, 1997, Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung, Hal 76
5.        E. Mulyasa, 2006, Menjadi Guru Profesional, Rosdakarya, Bandung, Hal. 110
6.        Ibid. Hal. 110

Tidak ada komentar:

Posting Komentar